Pertamina Tegaskan Pertalite Bukan Pengganti Premium

Pertamina Tegaskan Pertalite Bukan Pengganti Premium – Beberapa bulan terakhir berhembus kabar bahwa pertalite akan menggantikan posisi premiun. Kabar ini seakan dibenarkan oleh keadaan SPBU yang tidak melayani pembelian premium.

Namun kabar penggantian pertalite atas premium ini ditepis oleh pihak Pertamina. Sebagaimana yang telah dilansir Kompas (21/11) bahwa Pertamina menjelaskan dengan gamblang tentang kabar miring ini.

seputar-pertalite-bbm-non-subsidi

Senior Sales Executive Pertamina Wilayah Jakarta Selatan dan Timur, Awan Raharjo menjelaskan bahwa bergesernya posisi pertalite di hati pengguna kendaraan adalah bukan karena kebijakan dari Pertamina. “Jelas ini bukan kapasitas Pertamina untuk menjawab, kebijakan itu ada di Pemerintah. Pertamina sebagai produsen hanya melihat dari kebutuhan pasar,” Ungkapnya.

Pertalite memiliki oktan yang lebih bagus dibandingkan dengan premium sehingga pembakaran yang terjadi bisa lebih maksimal. Oleh sebab itulah, mesin akan menjadi lebih awet.

Dengan kelebihan yang dimiliki pertalite serta didukung harga yang tidak berbeda jauh dengan premium akhirnya masyarakat lebih banyak yang beralih ke pertalite. “Masyarakat sekarang sudah pandai memilih bahan bakar mana yang bagus untuk kendaraannya.” Imbuh Awan.

Memang beberapa bulan terakhir ini, pemasokan premium berkurang lebih banyak. Keadaan ini yang membuat opini masyarakat tentang akan dihapuskannya premium. Namun pendapat ini ternyata tidak berdasar.

Awan juga menjelaskan bahwa Pertamina tidak memiliki kebijakan untuk memberikan aturan tentang pemangkasan atau penarikan bahan bakar secara sepihak. Menurutnya, Pertamina sebagai produsen bahan bakar hanya bertugas untuk memenuhi kebutuhan pasar.

“Pertamina untuk menurunkan porsi Premium 5 persen saja itu sangat sulit sebelum Pertalite diluncurkan. Tetapi setelah Pertalite meluncur, Premium sudah di bawah 50 persen,” Pungkasnya.

Tetapi walaupun pihak Pertamina sudah menepis kabar miring ini, masyarakat ternyata masih belum percaya. Sebab di pedagang ecer masyarakat tidak menemukan premium. Saat pedagang ini ditanya mereka menjawab bahwa tidak diperbolehkan membeli premium.

Namun kenyataannya masih bisa ditemukan sebagian SPBU yang menjual premium. Sampai berita ini duturunkan opini masyarakat masih belum berubah karena keadaan di lapangan.

Barangkali pihak Pertamina ingin menjelaskan bahwa berkurangnya pemasokan premium diakibatkan meningkatnya permintaan pertalite di pasaran. Banyak masyarakat yang sudah beralih ke pertalite.

Dengan kelebihan yang hampir menyamai pertamax, pertalite memang semakin menjadi primadona. Mungkin alasan inilah yang paling bisa diterima. Namun opini masyarakat masih terus menjalar.

Gambar Gravatar
Berawal dari ikut pelatihan jurnalistik kampus kemudian dipaksa menulis oleh salah satu senior, membuat saya akhirnya hobi dengan dunia tulis menulis. Pernah menjadi pemred di Majalah Paradigma Stain Kudus 2009-2010. Beberapa tulisan pernah dimuat di berbagai media, baik lokal maupun nasional seperti koran Kompas, Media Indonesia, Suara Merdeka, Rakyat Sultra dan lain sebagainya. Sekarang serius di bidang penulisan konten, blogger dan penjual madu di www.oimcuaem.blogspot.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *