Prediksi Ekspor Toyota Tahun Depan Hampir Sama Tahun Ini, Berapa Kira-kira? – Dari perolehan ekspor yang dilakukan oleh mobil Toyota didapatkan data bahwa penjualannya tahun ini justru lebih kecil dibandingkan dengan tahun lalu.
Menurunnya permintaan mobil di kawasan Dewan Kerjasama untuk Negara Arab di Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC) dari Indonesia menjadi penyebab utamanya menurunnya ekspor mobil Toyota.
Bahkan Warih Andang Tjahjono, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), menjelaskan bahwa permintaan mobil di beberapa negara GCC tersebut turun drastis sampai mencapai hampir 30 persen.
Namun, untuk penurunan ekspor TMMIN secara keseluruhan untuk tahun ini terbilang sangat sedikit. Sebab penurunan permintaan yang dari negara GCC masih bisa tertutupi dengan permintaan pasar baru seperti Vietnam atau Filipina. Sehingga secara keseluruhan penurunan ekspor yang terjadi hanya sekitar 5 persen.
“Tahun lalu kita pernah ngomong bahwa tahun ini kira-kira sama dengan tahun lalu untuk ekspor saja. Tapi ternyata situasinya di beberapa negara turun tajam, misalnya di Arab Saudi turun hampir 30 persen. Tapi ekspor kita secara total untuk tahun ini penurunannya tidak sampai segitu. Kira-kira mungkin 5 persen lah. Karena kita ada beberapa market yang tumbuh di Asia misalnya di Filipina, Vvietnam sehingga bisa meng-cover penurunan 30 persen di Arab Saudi.” Kata Tjahjono beberapa waktu lalu sebagaimana yang dilansir oleh DetikOto.
Tjahjono juga menjelaskan bahwa pada tahun 2015, TMMIN berhasil mengekspor mobil Toyota sekitar 170.000 unit. Sedangkan tahun ini sampai di penghujung tahun baru nanti penjualan ekspor diprediksi hanya mampu mencapai 165.000-an unit.
Untuk tahun yang akan datang, Tjahjono tidak mau berharap lebih. Sebab menurutnya, kinerja ekspor Toyota untuk tahun depan akan cenderung stagnan. Jadi kemungkinan besar tidak akan ada peningkatan yang berarti.
Alasannya, mengingat banyaknya penurunan permintaan dari negara GCC yang akan membutuhkan beberapa tahun lagi untuk bisa membuatnya kembali stabil.
“Tahun depan ekspor masih belum bergerak lah. Karena kayak GCC itu mungkin perlu waktu 2-3 tahun untuk recover. Ya mungkin tahun depan masih di kisaran 160.000-an.” Imbuhnya.